Wednesday, June 25, 2014

UPACARA PAGERWESI

Hari Raya Pagerwesi ini jatuh tiap 6 bulan ( 210 hari ) pada Rabu Kliwon Shita, Pagerwesi juga termasuk rerainan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, baik pendeta maupun rohaniawan. Hari Pagerwesi yaitu hari yang di khususkan untuk memagari jiwa dalam peyucian diri untuk dapat menerima kemuliaan dan berkah dari Tuhan Yang Maha Pencipta.
Pagerwesi mempunyai arti Pagar dari Besi. Ini melambangkan Segala sesuatu yang dipagari akan terlihat kokoh dan kuat atau dalam pengertian lain, sesuatu yang bernilai tinggi jangan sampai mendapat gangguan apa lagi dirusak. Bagi umat Hindu, Hari Raya Pagerwesi dalam bahasa Bali-nya disebut magehang awak, Sanghyang Pramesti Guru dengan nama lain Dewa Siwa adalah manifestasi Tuhan yang di percaya menjadi gurunya manusia dan alam semesta ini juga yakini dapat menghapus segala hal hal yang buruk dalam diri manusia.
Pelaksanaan upacara Pagerwesi sesungguhnya dititik beratkan kepada para pendeta atau rohaniawan pemimpin agama. Karena mereka yang lebih mengerti dan memahami tentang keberadaan Sang Hyang Pramesti Guru beserta para dewa lainnya, lalu kemudian disebar luaskan dan diajarkan kepada masyarakat dan umat Hindu Khususnya.
Pelaksaan Hari Raya Pagerwesi ini diadakan saat tengah malam dengan upacara dan persembahan yang ditujukan untuk Panca Maha Bhuta. Panca Maha Bhuta adalah 5 unsur terbentuknya manusia yang terdiri tanah, air, api, angin, ruang/tempat. Setelah upacara panca maha bhuta selesai dilaksanakan lalu di lakukan Yoga-Samadhi yang bertujuan untuk menentramkan hati dan pikiran agar dapat menahan gejolak dan hasrat yang tidak baik. Selain itu juga pada saat Hari Haya Pagerwesi dianjurkan berpuasa selama 1 hari ( 24 jam ). Konon pada jam 3:30 Sang Hyang Pramesti Guru disertai para Dewa dan Pitara, turun memberikan berkah pencerahaan kepada umat nya yang benar benar menjalankan.

(sumber:
http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=802&Itemid=81)

UPACARA TAWUR AGUNG KESANGA
 

Upacara Tawur Kesanga diadakan sebagai rangkaian menjelang Hari Raya Nyepi. Upacara ini biasanya diadakan di tempat yang luas. Dengan menggunakan pakaian adat lengkap, warga yang rata-rata datang bersama anggota keluarga memenuhi setiap sudut lapangan untuk melakukan persembahyangan. umat Hindu membawa beragam sesaji yang ditempatkan pada banten. Mulai dari bahanan makanan atau kebutuhan pokok manusia, jajanan, sampai dengan lauk pauk serta uang kepeng, dan diletakkan di sebuah meja khusus yang telah disediakan. 
Tawur Kesanga adalah upacara Bhuta Yajna. Artinya, korban suci yang ditujukan kepada penguasa kekuatan yang memberi kemanfaatan bagi seisi alam raya ini berupa Caru (mempercantik dan menetralisir, memiliki makna spiritual somya yakni membuat semuanya menjadi harmonis). Tawur kesanga dilaksanakan sehari sebelum Nyepi tepatnya pada bulan Mati atau Tilem sasih Kesanga.
Tawur Kesanga merupakan upacara penyucian alam semesta atau bhuana agung dan sekaligus diri manusia atau bhuana alit. sebelum melaksanakan Catur Brata Penyepian atau empat macam pengendalian diri selama Nyepi. Upacara Tawur Kesanga ini digelar sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka.

(sumber:
www.thecrowdvoice.com/post/upacara-tawur-kesanga-9967105.html)

Thursday, June 19, 2014

UPACARA KATHINA


Hari raya Kathina merupakan salah satu hari raya dalam Agama Buddha. Perayaan hari Kathina diadakan sebagai ungkapan terima kasih umat Buddha kepada anggota Sangha yang telah menjalankan masa vassa (waktu berdiam diri selama 3 bulan untuk lebih memperdalam Dhamma serta bermeditasi) selama tiga bulan di daerah mereka.Hari Kathina diperingati antara bulan oktober sampai november. Pada perayaan ini umat Buddha mempersembahkan dana berupa barang keperluan Sangha seperti Jubah, Makanan, Obat-obatan, ataupun Tempat Tinggal(Kuti) kepada anggota Sangha. Selain itu kita juga dapat berdana berupa uang. Hari Kathina ini merupakan hari bhakti umat Buddha kepada Sangha.
Dengan adanya Hari Kathina ini, orang Buddha dapat menimbun karma-karma baik. Dengan ini, orang Buddha juga dapat melatih Saddha (Keyakinan) terhadap Buddha, Dhamma, dan Sangha. Serta dengan berdana dapat melatih diri untuk melepas keterikatan atau kemelekatan terhadap sesuatu.

(sumber: http://buddhistcrystal.blogspot.com/2011/10/makna-hari-raya-kathina.html)