Pagerwesi
mempunyai arti Pagar dari Besi. Ini melambangkan Segala sesuatu yang dipagari
akan terlihat kokoh dan kuat atau dalam pengertian lain, sesuatu yang bernilai
tinggi jangan sampai mendapat gangguan apa lagi dirusak. Bagi umat Hindu, Hari
Raya Pagerwesi dalam bahasa Bali-nya disebut magehang awak, Sanghyang Pramesti
Guru dengan nama lain Dewa Siwa adalah manifestasi Tuhan yang di percaya
menjadi gurunya manusia dan alam semesta ini juga yakini dapat menghapus segala
hal hal yang buruk dalam diri manusia.
Pelaksanaan
upacara Pagerwesi sesungguhnya dititik beratkan kepada para pendeta atau
rohaniawan pemimpin agama. Karena mereka yang lebih mengerti dan memahami
tentang keberadaan Sang Hyang Pramesti Guru beserta para dewa lainnya, lalu
kemudian disebar luaskan dan diajarkan kepada masyarakat dan umat Hindu
Khususnya.
Pelaksaan Hari Raya Pagerwesi ini diadakan saat
tengah malam dengan upacara dan persembahan yang ditujukan untuk Panca Maha
Bhuta. Panca Maha Bhuta adalah 5 unsur terbentuknya manusia yang terdiri tanah,
air, api, angin, ruang/tempat. Setelah upacara panca maha bhuta selesai
dilaksanakan lalu di lakukan Yoga-Samadhi yang bertujuan untuk menentramkan
hati dan pikiran agar dapat menahan gejolak dan hasrat yang tidak baik. Selain
itu juga pada saat Hari Haya Pagerwesi dianjurkan berpuasa selama 1 hari ( 24
jam ). Konon pada jam 3:30 Sang Hyang Pramesti Guru disertai para Dewa dan
Pitara, turun memberikan berkah pencerahaan kepada umat nya yang benar benar
menjalankan.(sumber:
http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=802&Itemid=81)